Reza Anggota DPRD Asahan, Risau Lihat Ruas Jalan Padang Gala Gala

LABURANEWS | LABURA - Menelan biaya Rp 793.463.978.67 megaproyek peningkatan ruas jalan menuju Aek bange di Kabupaten Asahan, tepatnya jalan pelita Ledong barat dusun II (Pandang Galak-gala) kecamatan Aek Ledong di nilai bakal asal jadi.

Pelaksanaan pekerjaan proyek diduga asal jadi, dikarenakan sistem pekerjaan hingga penggunaan bahan material yang semestinya digunakan dalam pekerjaan ini terlihat tidak sesuai dilapangan, dan kegiatan tersebut mendapat tanggapan negatif dari masyarakat dari pengguna jalan disebabkan tidak dikelola secara profesional.

Dari pantauan awak media, pada Selasa, (26/10/21) pukul 09.00 WIB, para pekerja tidak ada di lapangan, menanggapi hal ini Iwan galon nama panggilan salah seorang warga mengatakan, "Memang pekerja dari tadi tidak ada yang kelihatan, jalan macet sampai antri, kita jalan harus pelan-pelan karena takut masuk ke galian," ujarnya. 

Proyek kucuran anggaran Dana Insentif Daerah (DID) dana yang diserap untuk proyek peningkatan ruas badan jalan yang dilaksanakan oleh kontraktor CV Widya Kencana ini cukup besar dengan anggaran sebesar Rp.793.463.978.67

Namun, dari hasil investigasi dan pantauan lapangan Media ini diketahui banyaknya keluhan warga atas pekerjaan ini.

Seperti tidak dibuatnya rambu-rambu jalan serta adanya oknum pengatur lintasan pengendara yang berlalu lalang saat mengantar dan menjemput anak sekolah di salah satu Sekolah swasta yang bertepatan berada didepan pekerjaan proyek.

Diantara kegiatan tidak luput juga ditemui pengorekan lubang isian material tambahan ruas jalan yang terlalu dangkal dan anehnya bahannya diisi oleh material sertu yang bercampur pasir sungai yang terlalu banyak persentasi pasirnya.

Ketika hal kegiatan ini dikonfirmasikan kepada Mandor lapangan mengaku bermarga Saragih, Senin (25/10).

"Memang itu materialnya pak yakni sertu dan nanti akan kita timbun basecause diatasnya, bahan base nya sudah kita siapkan di lapangan sana. Mengenai pemasangan rambu-rambu memang belum ada tapi lagi dipesan, kalau datang langsung dipasang. Begitu juga pengawas baik dari Dinas PU maupun Konsultan tidak ada yang datang yah kami-kami sajalah dulu disini sebagai pekerja yang ada di kegiatan ini," jelas Mandor.

Menanggapi hal buruknya mutu pekerjaan dan tidak profesionalnya pihak kontraktor dalam melaksanakan aturan keselamatan kerja Wakil ketua Lsm Sidik Perkara Labura Bambang pridilianto yang kebetulan melintas di proyek ini,  Senin (25/10) mengatakan, "Bahwa pelebaran ruas jalan ini semestinya seperti kita ketahui harus full menggunakan material basecause A atau basecause B dengan melakukan susunan agregat batu spilit atau batu pecahan pasir dengan persentasi 60-40. Bukan menggunakan bahan sertu seperti ini, pasir melulu," ucap Bambang.

Belum lagi penyediaan lubang pondasi materialnya hanya sedalam 15-20 cm paling tidak kedalamannya -+40 cm., jelas proyek ini dasarnya saja sudah cacat mutu.

"Ini bukti Kontraktornya tidak profesional dan tidak membuat gudang direksi cat bagi alat-alat kerjanya yang diletakkan disembarang tempat dan mengganggu arus lalu lintas. Sebaiknya pihak Pengawas Pu Asahan menurunkan tim pengawas atas pekerjaan proyek yang sudah menjadi sorotan dan keresahan warga disini," tutup Bambang S,pd di lokasi proyek.

Muhammad Reza Andika anggota DPRD kabupaten Asahan Komisi D saat dikonfirmasikan awak media via WhatsApp, perihal pelebaran ruas jalan menjelaskan, "Itu kabarnya mau di timbun pakai batu padas untuk kanan kirinya bang, ya nanti kalau tidak cocok kita tindak lanjuti aja," jawab Reza.

"Pihak pekerja udah ditegur bang, ya nanti kita lihat saja hasil kerjaannya, aku pun risau melihat kinerja dari yang punya kerjaan lambat," tegas Anggota DPRD termuda itu.(DMN)